Kamis, 19 Februari 2015

Suka Duka Menjadi Mualaf by: Nuzul Helmi (2012)

Bismillahirrahmanirrahim


Apakah itu Mualaf? Mualaf akar katanya adalah Allafa yang artinya jinak. Pengertian luasnya adalah menjinakkan hati seseorang untuk memeluk Islam. Sedangkan secara syari’at, mualaf adalah orang diberi perhatian khusus oleh islam dengan tujuan menjinakan hatinya demi kemaslahatan islam dan kaum muslimin.

Jika mengikuti mazhab Syafi’I maka makna mualaf ini adalah orang yang baru masuk Islam. Sedangkan menurut Syaikhul Islam Yusuf Al-Qardhawi, mualaf adalah orang yang baru mengetahui dan mempelajari Islam namun belum memeluk Islam. Perbedaan pendapat ini tidaklah menjadi masalah dalam hal memaknai apa itu mualaf. Yang akan saya bahas disini adalah bagaimana mereka bisa menjadi mualaf serta suka dukanya.

Data sensus penduduk Jepang tahun 2014 menyatakan bahwa dalam setiap harinya ada 10 WN Jepang yang memeluk Islam. Dan hal ini terus bertambah sampai-sampai ulama Islam di Jepang sudah mengupayakan agar pemerintah Jepang membangun Islamic Centre untuk umat muslim Jepang. Di Eropa sebagaimana kita ketahui semakin banyak mualaf yang berani menampilkan dirinya berhijab yang menandakan dirinya adalah seorang muslimah sejati.
Orang-orang ini masuk Islam tidak serta merta atau ada proses kenapa mereka kemudian mantap dan memeluk Islam. Jika dalam agama lain para pemeluknya yang baru menyatakan bahwa ada tuhan atau dewa yang mendatangi mereka dan memerintahkan mereka meluk agama tertentu, maka para mualaf tidak demikian. Mereka biasanya adalah orang yang mengalami suatu titik terendah pada kehidupannya yang membuat dia mulai skeptis terhadap agamanya sendiri dan mulai mencari kebenaran. Semua agama dia pahami namun itu tidak memuaskannya sampai ia mengenal Islam dan memeluknya serta ditenangkan oleh Islam.

Tidak jarang pula para mualaf ini memeluk Islam setelah melihat bagaimana adilnya agama Islam dalam mempengaruhi segala aspek kehidupan pemeluknya sehingga mereka tertarik mempelajari Islam dan mulai mendalaminya yang diakhiri dengan memeluknya karena mendapatkan kebenaran serta ketenangan saat mempelajarinya. Inilah kebahagiaan yang didapatkan para mualaf setelah mempelajari Islam.

Walaupun demikian masih banyak para mualaf yang diperlakukan tidak adil dinegara-negara yang mayoritas non-Islam seperti misalnya di Prancis dimana Parlemen Prancis pada tahun 2012 sempat mengeluarkan Peraturan Pelarangan Hijab yang akhirnya dibatalkan karena menuai protes sekaligus merusak falsafah negara mereka yang menganut asas Kebebasan, Keadilan dan Persaudaraan. Atau saudara-saudara mualaf kita yang ada di Brazil yang sampai sekarang mendapat terror dari para preman kristen disana.

Ini menandakan bahwa dibalik sikap demokrasi yang dielu-elukan oleh para umat non-Islam, namun ada rasa frustasi dan rasa dendam disebabkan semakin hari semakin banyak umat Islam dinegara mayoritas non-Islam  sehingga mereka melakukan segala cara untuk melemahkan iman saudara mualaf kita. Namun imannya yang kuat kepada Allah SWT membuat mereka bertahan dan terus berjuang mempertahankan keislamannya.

Hidayah datang memang tidaklah terduga. Bahkan terkadang hidayah itu datang tiba-tiba dan hanya medatangi orang-orang yang memang sudah dipilih oleh Allah SWT untuk disadarkan siapa dirinya dan disadarkan untuk kembali kepada sang Khalik yang menciptakan. Hidayah ini bukan hanya milik umat Islam saja. Hidayah ini juga menyambangi para non-Islam untuk mengingatkan mereka kembali apa dan siapa dirinya itu dan kepada siapa seharusnya ia tunduk. Hidayah inilah yang menuntun mereka pada Islam dan menjadikan mereka mualaf.

Jazakumullahu Khairan Katsiran


Tidak ada komentar:

Posting Komentar